BATAM, Kepritoday.com – Setidaknya 6 rumah ibadah (kelenteng atau vihara) di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara dibakar massa, Sabtu dini hari (30/7/2016). Rumah ibadah warga Tionghoa itu dibakar tanpa bisa dicegah oleh pihak keamanan setempat.
Dilansir dari edisi medan, kerusuhan berbau agama itu, diduga dipicu dengan adanya protes terhadap suara adzan. Ribuan massa secara bergerombol mendatangi sejumlah kelenteng atau pekong di Kota berjuluk Kota Kerang itu, dan membakarnya.
“ Sepengetahuan saya, lebih dari enam kelenteng dibakar warga. Bahkan rumah-rumah sosial juga dirusak massa,” Ujar warga Tanjungbalai, Kadek Rossoneri, Sabtu (30/07) dinihari.
Menurut pria yang juga Ketua KNPI, Kecamatan Tanjungbalai Utara itu, selain dibakar, rumah ibadah juga dirusak. Saya belum dengar ada korban jiwa dari aksi massa tersebut.
Kadek yang hingga dinihari tadi masih berada di lokasi menyebutkan, sejumlah rumah ibdadah yang dibakar massa antara lain berada di Jalan Pasiran, Pantai Amor, di Jalan Tengku Umar, Jalan Selat Lancang, Jalan Asahan dan Jalan Handoko.
“ Untuk kelenteng yang di Jalan Selat lancang dilarang warga untuk dibakar. Karena dekat situ banyak pemukiman penduduk. Makanya massa merusak kelenteng itu,” tukas Kadek.
Di ketahui, hingga Sabtu (30/07) dinihari pukul 02.00 WIB, suasana mencekam masih menyelimuti Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara.
Hingga saat ini, pihak kepolisian setempat masih mencoba menenangkan massa. Belum ada pihak yang ditahan dalam kericuhan dan pembakaran rumah ibadah tersebut.
Terkait kasus pembakaran rumah ibadah tersebut, Komando Distrik Militer 0316 Batam, Letkol Inf.TNI AD. Andreas Nanang Dwi mengatakan, masyarakat Kepri yang heterogen menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama dan etnis, karena perbedaan itu akan menyatu dalam satu kekuatan konstruktif.
” Toleransi antar umat beragama dan etnis untuk dijaga bersama dengan mengedepankan kearifan lokal. Jauhkan ego personal.” kata Andreas. (andri)
Ruangan komen telah ditutup.