Suhatri Bur Audiensi Dengan Dirjen Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementrian ATR/BPN

JAKARTA, Kepritoday.com – Perbedaan Luas Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) yang ditetapkan oleh kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dengan yang ditetapkan oleh Pemkab Padang Pariaman dinilai menjadi kendala dalam penyelenggaraan tata ruang daerah.

Menyikapi hal tersebut, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur melakukan audiensi dengan Direktur Jendral (Dirjen) Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementrian ATR/BPN Budi Situmorang di Sekretariat ATR/BPN Jakarta, pada Rabu (13/07).

Dalam pertemuan tersebut, Suhatri Bur didampingi oleh Ketua TPPKK Kabupaten Padang Pariaman Yusrita Suahtri Bur, Plt Kadis PUPR Budi Mulya, Kadis Pertanian Yurisman,dan Sekda Padang Pariaman Rudy R. Rilis beserta rombongan.

Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, Mengucapkan terimakasih atas kesediaan Kementerian ATR/BPN dalam menerima kunjuangan ini dalam rangka audiensi terkait dengan LSD.

Dalam paparannya Suhatri Bur mengungkapkan sebagai mana yang telah ditetapkan Kementrian ATR/Ka BPN nomor 1589/SK-HK.02.01/XII/2021 terdapat 17.793,98 ha Luas LSD, untuk Luas LSD terkoreksi di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 19.054,85 ha.

Sementara itu, 14.553,91 ha dinyatakan sesuai dengan kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan/subzona tanaman pangan meliputi RTRW Kabupaten Padang Pariaman dan RDTR kawasan perkotaan Kayu Tanam, sedangkan yang tidak sesuai 4.500,93 ha.

Kemudian berdasarkan hasil verifikasi aktual terdapat 17.258.57 Ha Zona yang disepakati untuk di pertahankan.

“Tentunya ini perlu dikaji ulang terkait luas LSD yang tidak sesuai ini perlu ditindak lanjuti oleh pihak yang secara teknis mengurusi hal ini”, ujarnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Rudy R. Rilis menyebutkan kendala penetapan dokumen rencana tata ruang Kabupaten Padang Pariaman yang belum sinkron dengan data LSD Kementerian ATR/BPN tersebut dapat menghambat rencana investasi dan perwujudan iklim kemudahan berusaha yang tengah digencarkan oleh Pemkab Padang Pariaman.

“Apabila terdapat perubahan terhadap apa yang sebelumnya telah disepakati maka kami meminta untuk dikaji ulang oleh pihak terkait yang berwenang”, ujarnya.

Disaat yang sama Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementerian ATR/BPN Budi Situmorang mengatakan adanya LSD tak serta-merta menjadi penghambat dalam perkembangan di sektor lain seperti industri dan perumahan.

Sebelumnya hal tersebut sudah tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2020 RTRW Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2020-2040 dan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 9 Tahun 2022 RDTR kawasan Perkotaan Kayu Tanam Tahun 2022-2042. (Muliati)

Anda mungkin juga berminat

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept