NATUNA, Kepritoday.com – Pembangunan pengaman pantai di Pulau terluar Semiun dan Pulau Sebetul di wilayah Kecamatan Pulau Laut, yang di kelola oleh Kementerian PUPR BWS bagian Sumatra dengan nilai sekitar Rp. 66 Miliyar rupiah diduga tidak tepat sasaran dan terkesan adanya kepentingan tertentu.
Dugaan tersebut didasarkan pada nilai proyek yang sangat fantastis mencapai puluhan miliyar rupiah, serta dengan kondisi pulau yang jaraknya cukup jauh dan tidak berpenghuni.
Dugaan semakin kuat ketika sejumlah masyarakat Kecamatan Pulau Laut yang mengaku kecewa atas pembangunan proyek tersebut.
Kepala Desa Kadur, Said Muhammad kepada kepritoday.com mengaku kecewa, pasalnya Said menilai tidak ada urgensinya sedikitpun pembangunan pengaman pantai yang dibangun di Pulau Semiun dan Pulau Sebetul yang diketahui tidak dihuni oleh manusia.
Sementara kata Said, di Kecamatan Pulau Laut sendiri masih banyak hal yang semestinya mendapat perhatian dari pemerintah, salah satunya terkait kondisi jalan lingkar yang di wilayahnya cukup memprihatinkan.
“Urgensinya apa dibangun pemecah ombak di situ? Jika proyek tersebut dialihkan ke pembangunan jalan di Pulau Laut, mungkin jalan kami sudah mulus dan masyarakat sudah dapat menikmatinya”, terang Said. Senin, (22/08/2022).
Said menambahkan, jika Pulau Semiun dan Pulau Betul merupakan Pulau wisata yang letaknya di perbatasan, namun hingga saat ini Pulau tersebut jarang sekali dikunjungi wisatawan dikarenakan jaraknya yang cukup jauh dan kontruksi Pulau tidak terlihat begitu indah.
“Sangat jarang sekali ada wisatawan yang berkunjung di sana, jaraknya jauh dan tidak terlalu indah jika dibanding dengan pulau-pulau kecil lainnya”, ucap Said.
Sementara kepala Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Natuna, Hikmatul Arif mengatakan proyek yang menelan anggaran puluhan miliyar rupiah itu merupakan kebijakan pemerintah pusat dalam rangka menjaga kedaulatan negara dari ancaman abrasi terhadap pulau-pulau kecil terluar.
“Dia lebih ke arah pengaman wilayah perbatasan, jadi ngara menjaga pulau-pulau itu untuk pengamanan wilayah perbatasan”, terang Hikmatul
Hikmatul menjelaskan, hingga saat ini pengerjaan pembangunan proyek itu sudah mencapai di atas 25 persen, dengan target pengerjaan akhir tahun 2022 sudah harus selesai.
“Proyek itu dari Kementerian PUPR BWS Sumatra dalam rangka menjaga pulau-pulau kecil terluar dari abrasi, pengerjaannya kini sudah di atas 25 persen. Memang kalau kita lihat nilainya fantastis, yang dibangun itu bahkan Pulau batu, namun itulah kebijakan Negara kita untuk menjaga pulau-pulau kecil terluar”, pungkasnya. (Zal)