Ayo! Bangkitkan Kembali Budaya Melayu di Bumi Natuna, Jaya Melayu Tiade Duenye

NATUNA, KEPRITODAY.COM – Natuna pada masa lampau berada di bawah naungan kerajaan-kerajaan Melayu. Oleh karena itu, nuansa dan melayu sangat kental terasa bila kita berada di Kepulauan Natuna. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, kesenian dan budaya tradisional perlahan tergerus keberadaannya, terlebih oleh generasi muda.

Banyak pemuda yang tak lagi mengenal budaya daerahnya sendiri. Ini merupakan permasalahan serius, yang jika tidak dikenalkan dan dilestarikan maka budaya akan hilang. Jika budaya hilang, makan hilang pula identitas suatu bangsa atau daerah.

Selama ini kesenian dan budaya tradisional “dipegang” oleh para seniman dan budayawan yang telah berumur sepuh. Jikapun ada, tak banyak generasi muda yang serius mempelajarinya, seperti musik-musik dan tari tradisional yang kerap dianggap kuno dan tertinggal, tak lagi sesuai zaman. Padahal kesenian dan budaya tradisional tak hanya sebatas tari-tarian dan gema musik semata, namun ada pesan dan filosofi yang tersirat yang jika dipelajari akan menambah kecintaan kita akan budaya melayu daerah kita sendiri.

Berangkat dari situ pula, Kelurahan Ranai Kota mencoba menghidupkan kembali kesenian dan budaya daerah ini dengan mengenalkannya pada generasi-generasi muda di Natuna, khususnya d wilayah Kelurahan Ranai Kota. Bertempat di kediaman Kaling III pak Bujang Ahmad, Lurah Ranai Kota beserta Forum Komunikasi Lembaga Kelurahan Ranai Kota (LPMK, Karan Taruna, KIM Serindit dan Pokdarwis Pesone Bunguran) dan para pemuda mempelajari kesenian dan budaya tradisional Natuna. Sabtu, (03/10/2020) malam.

Kelurahan Ranai Kota, Mencoba Menghidupkan Kembali Permainan Musik Tradisional Adat Melayu Kompang, Kepada Sejumlah Generasi Muda.

Pak Bujang Ahmad merupakan seorang seniman budayawan berusia 70 tahun. Ia merupakan penggerak Sanggar Kilan Cahaya yang mengajarkan kesenian dan budaya tradisional kepada masyarakat. Tadi malam kami dikenalkan dengan berbagai alat musik dan cara memainkannya. Ada Gambus, Marawis (Tipong), dan Tamborin yang merupakan alat-alat musik untuk mengiringi tarian Jepin (Zapin), ada satu set alat kompang untuk mengiringi lagu Ayam Sudur, Hadrah dan Awan Mendung.

Ada satu alat musik gendang panjang di rumah beliau, ini merupakan salah satu dari instrumen untuk mengiringi silat. Selain gendang panjang, instrumen untuk mengisi kesenian silat antara lain 2 buah gong, satu set ta’lim pong, dan 2 buah gendang panjang. Namun karena keterbatasan alat, kesenian silat belum bisa dikenalkan.

Kami merasa sangat senang ketika belajar tadi malam, antusias para pemuda untuk belajar alat musik tradisional ini sangat besar. Beberapa pun sudah ada yang “nyambung” sehingga bisa dengan cepat menyesuaikan dengan musik yang dimainkan pak Lurah dan pak Bujang Ahmad. Selain belajar musik, pak Bujang Ahmad juga banyak bercerita tentang asal usul nama tempat di seputaran Kota Ranai dan sejarah-sejarah lainnya. Beliau merasa sangat senang akan program yang dijalankan oleh Pak Lurah Ranai Kota ini. Akan ada penerus-penerus beliau nantinya dikemudian hari.

Pertemuan perdana malam tadi insya Allah akan berlanjut di malam-malam berikutnya. Kelurahan Ranai Kota akan menyusun jadwal latihan rutin untuk melanjutkan kegiatan pertemuan malam tadi. Mari bersama-sama kita lestarikan budaya daerah kita.

Penulis : Syuparman

Anda mungkin juga berminat

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept