NATUNA, KEPRITODAY.COM – Proyek pembangunan pemeliharaan lantai dermaga sandar kapal penumpang Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, pada pemberitaan sebelumnya masih menuai sorotan publik.
Proyek pemeliharaan tersebut diketahui dilaksanakan oleh Satuan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Tarempa.
Proyek Penunjukan langsung itu dimenangkan oleh CV Desmana Deeba, alamat jl Hang Lekir Perumahan Pinang Hijau Blok B.2.no 72 Tanjung Pinang, Kota Kepulauan Riau dengan pagu dan Rp 141.058.875.00. HPS.Rp.141.057.127.39.
Sementara konsultan pengawas ialah Hendri Haroen Setiabudi dengan nilai HPS, Rp.5.115.000.00.
Meski anggaran besar, namun pekerjaan amburadul. Hancurnya pembangunan perawatan pelabuhan selat lampa yang menelan anggaran ratusan juta rupiah, dibenarkan Camat Pulau Tiga, Sudirman.
Ia menyayangkan pekerjaan pemeliharaan pelabuhan Selat Lampa terkesan asal-asalanasal-asalan tanpa mengutamakan kualitas.
“Saya sudah mendapat laporan dan melihat secara langsung, memang secara kasat mata pekerjaannya sangat amburadul,” ucap Sudirman saat dihubungi wartawan, Sabtu 23 Oktober 2021.
Menurutnya, jika pekerjaan tersebut dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan spek, tidak akan cepat mengalami kerusakan.
Padahal menurut Sudirman, pemeliharaan baru selsai pengerjaannya 2 – 3 bulan lalu. Namun saat ini sudah hancur berantakan.
“Kalau sudah begini bagaimana cara kerja kontraktor danboegawasannya? besar kemungkinan ada dugaan kontruksinya tidak sesuai standar,” ucapnya.
“Itu kan pelabuhan, ketika pelabuhan lama kita bangun baru, mau tidak mau harus disatukan dulu antara atas dan bawah, kalau saya lihat itu seperti terpisah, hanya nempel, jadi wajar kalau cepat lepas, harus ada pengikatnya baru disatukan kemudian baru dilapisi semen,” tegasnya.
Lanjut Sudirman, Kondisi ini sangat merugikan masyarakat, apalagi pembatas tersebut menjadi pemisah antara pelabuhan dan laut, selain untuk mempercantik pelabuhan juga membantu keselamatan.
“Namanya dipelabuhan kalau tidak punya bibir, dikhawatirkan akan cepat jatuh, baik orang maupun barang, karena Pelabuhan ini sering digunakan oleh masyarakat apabila kapal Pelni tidak bersandar di sana, masyarakat sering numpang di pelabuhan tersebut.
Hal senada juga dikatakan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Natuna, Marzuki. Menurut politisi Partai Gerindra ini, pembangunan rehap pelabuhan selat lampa seharusnya pakai papan proyek, dehingga masyarakat dapat mengetahui dan turut mengawal berapa anggarannya.
“Plang sebagai informasi bagi masyarakat, baik sumber anggaran, besar anggaran dan waktu pelaksanaannya,” terangnya.
Celakanya, meski anggaran untuk pembuatan plang proyek ada, namun pihak kontraktor tidak melakukannya.
Selanjutnya Marzuki meminta kepada pihak kegiatan pemeliharaan Pelabuhan Selat Lampa, untuk segera memperbaiki pekerjaan yang dinilai rusak, agar kegiatan tersebut benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat. (Zal).