
Kepritoday.com – Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan penuh dalam menyelenggarakan ibadah haji tahun 2025. Melalui Kementerian Agama (Kemenag), berbagai aspek layanan telah disiapkan guna memastikan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran ibadah bagi seluruh jemaah asal Indonesia.
Dengan kuota sebesar 221.000 jemaah, Indonesia kembali menjadi negara pengirim jemaah haji terbanyak di dunia.
Kemenag Pastikan Kesiapan Penyelenggaraan Haji
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Muchlis M. Hanafi, menyampaikan bahwa persiapan telah dilakukan secara menyeluruh, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi.
“Persiapan penyelenggaraan haji di Arab Saudi sudah hampir final. Sesuai arahan Menteri Agama, kami ingin memastikan layanan terbaik untuk seluruh jemaah Indonesia,” ujar Muchlis dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (20/5/2025).
Lima Pilar Layanan Haji Disiapkan
Pemerintah merancang lima jenis layanan utama bagi jemaah Indonesia selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Kelima layanan tersebut mencakup akomodasi, transportasi, konsumsi, layanan umum, dan layanan Masyair (puncak haji).
1. Akomodasi Strategis Dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Kemenag telah menyiapkan 205 hotel di Makkah yang seluruhnya berada dalam radius maksimal 4,5 kilometer dari Masjidil Haram. Sementara di Madinah, 95 hotel disediakan di kawasan Markaziyah—area paling strategis dan dekat dengan Masjid Nabawi.
“Lokasi akomodasi dipilih secara strategis agar jemaah, khususnya lansia dan disabilitas, tidak kesulitan menjangkau lokasi ibadah,” jelas Muchlis.
2. Transportasi Terintegrasi: Antar Kota, Bus Shalawat, dan Masyair
Layanan transportasi dibagi ke dalam tiga kategori:
-
Antar Kota: Melayani rute Madinah–Makkah, Jeddah–Makkah, dan sebaliknya.
-
Bus Shalawat: Mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram selama 24 jam non-stop.
-
Transportasi Masyair: Digunakan untuk mobilisasi jemaah saat prosesi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
3. Konsumsi Lezat Bernuansa Nusantara
Asupan makanan jemaah menjadi salah satu perhatian utama Kemenag. Setiap jemaah akan menerima 127 kali makan selama di Arab Saudi, yang meliputi:
-
84 kali makan di Makkah (disediakan oleh 55 perusahaan katering)
-
27 kali makan di Madinah (oleh 21 perusahaan katering)
-
15 kali makan selama puncak haji
Untuk menjaga cita rasa khas Indonesia, sebanyak 475 ton dari total 611 ton bumbu masakan dibawa langsung dari dalam negeri.
“Kita ingin rasa makanan tetap sesuai lidah jemaah Indonesia, dan ini juga jadi peluang bagi produk lokal untuk menembus pasar internasional,” tutur Muchlis.
4. Layanan Umum: Kesehatan, Keamanan, dan Informasi
Kemenag menyiapkan berbagai layanan pendukung, seperti:
-
Tenaga medis dan ambulans di titik-titik strategis
-
Petugas keamanan dan perlindungan jemaah
-
Layanan informasi serta pembimbing ibadah di setiap sektor
5. Layanan Puncak Haji (Masyair) dengan Sistem Baru
Puncak ibadah haji dijadwalkan berlangsung pada 8–13 Zulhijah 1446 H (sekitar 4–9 Juni 2025). Tahun ini, Kemenag bekerja sama dengan delapan perusahaan layanan Masyair pilihan yang lolos dari proses seleksi ketat.
Sebelumnya, sistem berbasis muassasah geografis (Asia Tenggara) digunakan. Kini, Indonesia bebas memilih penyedia layanan terbaik tanpa batasan wilayah.
“Langkah ini adalah bagian dari transformasi layanan agar lebih profesional dan transparan,” jelas Muchlis.
Makanan Siap Saji untuk Masa Puncak Haji
Karena padatnya lalu lintas selama puncak haji di Makkah, Kemenag menyiapkan makanan siap saji untuk tanggal 3–11 Juni 2025 (7–15 Zulhijah).
Sebanyak 2,4 juta paket makanan siap saji telah disiapkan. Menu khas seperti rendang dan opor ayam diproduksi oleh perusahaan dalam negeri.
“Ini salah satu solusi praktis untuk memastikan distribusi makanan tetap lancar dan kualitas tetap terjaga,” ujarnya.
Transformasi Layanan Haji: Dari Syekh ke Swasta Profesional
Perjalanan sistem layanan haji Indonesia mengalami transformasi signifikan. Pada era 1950–1970-an, layanan diatur oleh Syekh dari Jawa. Kemudian, sejak 1980-an beralih ke sistem muassasah.
Namun, sejak 2021, Pemerintah Arab Saudi meminta seluruh muassasah dikonversi menjadi perusahaan swasta. Ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memilih mitra terbaik dengan proses seleksi yang lebih ketat dan objektif.
Komitmen Pemerintah: Haji Aman, Nyaman, dan Penuh Berkah
Kemenag menegaskan komitmennya untuk menghadirkan penyelenggaraan haji yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kolaborasi dengan mitra profesional, penggunaan produk lokal, serta peningkatan kualitas pelayanan menjadi kunci utama kesuksesan.
“Mudah-mudahan semua ikhtiar ini berdampak langsung pada peningkatan kepuasan jemaah Indonesia,” pungkas Muchlis.
Komentar