Kapolda Kepri : Pemberitaan Hoax Indonesia Paling Tinggi di Kawasan Asia Tenggara

Kapolda Kepri Irjen Pol.Drs.Sam Budigusdian di dampingi jajaran perwira tinggi Polda Kepri saat memberikan paparan melawan hoax

BATAM, Kepritoday.com – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kepri dan RRI Batam bekerjasama dengan Polda Kepri mengadakan kegiatan coffee morning bersama seluruh awak media di Batam Kepri, yang dihadiri oleh Netizen, Sosmed P4WB, Pemerhati sosial, serta jajaran Perwira Tinggi Polda Kepri di Morning Bakery Kepri Mall pada hari rabu (22/02) dengan tema “Melawan Hoax”

Dalam Paparannya Kapolda Kepri Irjen Pol. Drs. Sam Budigusdian mengatakan, bahwa Pemberitaan hoax itu sangat jelas bahwa itu berita bohong, berita palsu, jadi hoax ini di Indonesia di gemari, kenapa? Karena karakteristik orang Indonesia pengguna internet paling tinggi di kawasan asia tenggara.

“Kalau di negara-negara lain penggunaan handphone untuk kegiatan produktif, di Indonesia ini spesifik senang gosip, senang menyebar berita-berita bohong,” kata Sam.

“Orang Indonesia itu suka guyon, gurau, namun guraunya ini sudah menjadi konsumsi publik dan menjadi dahsyat, kenapa di katakan dahsyat karena sasarannya besar mampu mempengaruhi pikiran manusia, opini secara massal,” jelasnya.

Kapolda Kepri menambahkan, Dalam waktu singkat biayanya yang murah dan sulit di lacak,bukan di Indonesia saja namun banyak negara juga menghadapi yang sama masing-masing menghadapi berbagai macam cara.

Awak media dan Pemerhati sosial di acara coffee morning Polda Kepri

Yang pertama caranya provokasi, provokasi itu kegiatan untuk menyulut kebencian dan kemarahan.Yang kedua hak agitasi hasutan kepada orang banyak masih tetap menggunakan media sosial untuk mengadakan huru hara pemberontakan dan sebagainya.

Di batam ini revolusi, biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis politik pidato untuk mempengaruhi, kemudian propaganda yaitu sebuah upaya yang sistematis untuk membentuk persepsi.

Sam menegaskan,kita mengenal namanya cyber army seperti pilkada masing-masing paslon membuat opini hoax, membentuk persepsi manipulasi alat pikiran yang mempengaruhi langsung agar memberikan respon sesuai yang di kehendaki pelaku, dan ini dampaknya sangat dahsyat, itu yang dikatakan ancaman itu lebih dahsyat.

Kemudian macam-macam berita didalam media sekarang, kalau kita melihat fenomena hasil survey bahwa berita bohong itu mendominasi hampir kurang lebih 90,3 persen yang disengaja. Dulu,cara-cara ini penipuan jaman masyarakat familiar dengan handphone, tetapi sekarang untuk membangun opini alam pikiran tadi.

“Selanjutnya berita bohong yang menghasut pun menghiasi kehidupan kita sekarang, itu hampir 60 persen berita menghasut begitu dominannya,” kata Sam.

“Kebencian orang untuk mengajak satu etnis tertentu, sudah pernah kita rasakan dan terjadi di Indonesia, dan situasi itu persis saat mesir menggulingkan pimpinan negaranya hampir terjadi, kemudian juga berita tidak akurat hampir hari-hari kita terima, hasil survey mengatakan hampir 95 persen beritanya tidak akurat,tidak A1 lah yang klasifikasi hoax juga, kemudian ada lagi berita ramalan atau fiksi ilmiah, berita yang menyudutkan pemerintah, kemudian juga ada berita-berita yang tidak di sukai,” terangnya.

Diakhir paparannya, Sam meminta kepada awak media, insan pers untuk pemberitaan lebih mengutamakan informasi yang membangun dan mendidik, mengedukasi masyarakat yang dapat memberikan nilai positif yang produktif. (Osr/Ain).

 

Ruangan komen telah ditutup.