Lingga

Workshop Sebagai Langkah Awal Majukan Kesenian Lokal

dprd lingga
1teaterbangsawan
Acara Workshop Teater Tradisional di Hotel Lingga Pesona, Daik Lingga

LINGGA, Kepritoday.com – Untuk mengembalikan nilai – nilai kesenian melayu yang terendam agar tak tergeser di arus modernisasi. Kementrian pendidikan dan kebudayaan melalui balai pelestarian nilai budaya Kota Tanjungpinang laksanakan Workshop Teater Tradisional, di aula hotel Lingga Pesona, Kamis (28/8).

Kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Lingga tersebut, mengingat Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu yang kental dengan pertunjukan seni Bangsawan.

Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Disbudpar Kabupaten Lingga, Lembaga Adat Melayu, dan Dewan Kesenian kabupaten Lingga. Pemakalah dalam acara workshop teater tradisional tersebut yaitu Said Parman, salah seorang penggiat seni Kepri, Junaidi Adjam, Kadisbudpar Lingga, Hamzah ketua Dewan Kesenian Lingga dan ketua LAM kabupaten Lingga, Raja Ruslan, dalam acara workshop teater tradisional mereka memaparkan nilai-nilai kesenian teater bangsawan melayu.

Selain itu, beberapa contoh kesenian teater melayu kepulauan Riau yang menjadi kekhasan di beberapa kabupaten seperti Mak Yong di Bintan juga dijadikan sebagai contoh kekayaan aset lokal kepulauan Riau.

Peserta workshop terdiri dari para pelaku seni baik yang diundang sebagai perwakilan sanggar maupun guru sekolah se Kepri dan siswa agar mengenal lebih dekat seni peran melayu yang semakin mati suri disetiap daerah di provinsi Kepri.

Junaidi Adjam, Kadisbubpar Lingga dalam makalahnya memaparkan bahwa, teater tradisional sudah jarang diminati masyarakat, hal itu dikataknya karena mainset masyarakat sudah banyak yang berubah, dimana pandangan masyarakat terhadap teater maupun budaya adalah hal yang membosankan dan monoton.

Dia mengakui bahwa, selama ini pasang surut kesenian tradisi yang menjadi identitas dengan kekhasannya kurang perhatian dari pemerintah.

Oleh sebab Itu, menurutnya dengan, diadakan kegiatan workshop teater tradisional bisa menghidupkan kembali pertunjukan seni, baik seni peran maupun pertujukan lainnya untuk mengangkat bunda tanah melayu hingga ke dunia Internasional lewat kebudayaannya.

Sementara itu, menurut Said Parman, pertunjukan seni Bangsawan adalah identitas yang dimiliki kabupaten Lingga. Meskipun banyak yang tidak mengetahui secara detail baik pertunjukan, konsep, fungsi dan perannya terhadap sosial masyarakat ditambah lagi kurangya literatur mengenai seni di kepulauan Riau hal tersebut perlu mendapat sentuhan khusus. Agar seni tradisi tidak tenggelam begitu saja.

Menurut paparannya, seni Bangsawan tidaklah lahir dari Lingga, namun lewat budaya adopsi dan adaptasi, seni Bangsawan cukup hidup di Lingga.

“Bangsawan ini memang mendarah daging di Lingga. Sejarahnya yang pasti kita tidak usah dipermasalahkan, namun seni Bangsawan memang sudah lama hidup di Lingga,” kata Said.

Dia mengatakan perkembangan seni bangsawan di kabupaten Lingga bekembang di Daik Lingga maupun di Dabo Singkep. Namun seiring perkembangan tekhnologi, seperti contoh masuknya televisi mau tidak mau hal tersebut tetap berdampak terhadap kesenian lokal yang tradisi.

Oleh sebab itu menurut Said, perlu di adakan Workshop agar penanaman nilai kesenian tradisi dapat tertanam digenerasi muda. Selain itu kegiatan tersebut menjadi langkah awal untuk perkembangan kesenian baik perkembangan seni Bangsawan juga seni pertunjukann seperti seni peran, musik, tari, sastra, pantun, puisi serta nilai estetik dapat terus berkembang dan menjadi identias melayu Daik.

Ditempat yang sama, Zulkifli Harto Ketua panitia pelaksana yang juga merupakan Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Tanjungpinang mengatakan, tujuan kegiatan tersebut adalah pembelajaran sejarah seni dan budaya di kepulauan Riau.

“Dalam pelaksanaannya, kita berupaya melestarikan seni budaya tradisional, kita libatkan guru, pelaku seni dari Tanjungpinang, Daik, Dabo, sanggar seni, guru dan dinas pendidikan provinsi,” paparnya.

Alasan di laksanakannya workshop teater tradisional di Lingga, adalah karena potensi seni teater di Lingga lebih banyak, oleh karena itu, Lingga perlu mendapat perhatian khusus.

Lewat kegiatan workshop ini, Ia berharap mampu memberikan angin segar bagi para pelaku seni. Karena mau tidak mau, pelaku senilah yang menjadi pemeran utama dalam setiap pertunjukan, sehingga ikatan sebuah pertunjukan tradisi bangsawan haruslah didukung oleh para pelaku, penggiat dan pecinta seni. Agar warisan kebudayaan dapat disejajarkan dengan kemajuan saat ini.

Dia juga mengungkapkan output dari kegiatan tersebut, untuk merancang agar pendidikan seni tradisi dapat dimasukkan dalam muatan lokal dunia pendidkan.(Ian/MC Kab.Lingga).

Ruangan komen telah ditutup.