Kepritoday.com – Puluhan ribu pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung masih bertahan di 42 titik lokasi penampungan. Selain, bantuan logistik, mereka juga memerlukan ruang khusus untuk bercinta.
Fasilitas ini dinilai sangat diperlukan pasangan suami istri, yang mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung. Sebab, mereka sudah berada di pengungsian sejak sekitar 4 bulan lalu, di sisi lain kebutuhan biologis mereka tetap harus tersalurkan.
“Menurut saya, pengadaan ruangan biologis bagi pengungsi Sinabung ini sudah layak kita sediakan. Pasangan suami istri yang mengungsi juga memerlukan tempat untuk menyalurkan hasrat,” ujar Koordinator Pengamanan dan Penyelamatan Pengungsi Sinabung, Kombes Pol Darman Sinuraya, saat rapat koordinasi pendampingan penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (21/1).
Direktur Direktorat Sabhara Polda Sumut ini menilai keberadaan bilik cinta dapat mengantisipasi jatuhnya korban jiwa saat letusan besar terjadi. Sebab, selama ini, beberapa di antara pasutri pengungsi nekat menghadapi bahaya, dengan pulang ke rumah, demi melepas hasrat.
“Kalau di rumah kerabatnya mereka malu. Kalau di penginapan, mereka tak punya uang,” jelas Sinuraya.
Keluhan mengenai kebutuhan bilik cinta ini didengar Sinuraya langsung dari seorang pengungsi, Norman Ginting (29). Warga Kecamatan Naman Teran, Karo ini bahkan mengaku sudah beberapa kali pulang ke rumah hanya untuk berhubungan intim dengan istrinya. “Dia berharap ada ruang biologis di sana,” pungkas Sinuraya.
Saat ini, lebih dari 28 ribu warga atau sekitar 8700 KK di sekitar Gunung Sinabung mengungsi di 42 titik pengungsian di Kabupaten Karo dan Langkat, menyusul erupsi di gunung yang kini berstatus awas itu. Pengungsian dimulai sejak sekitar 4 bulan lalu.
Sumber:Merdeka.com
Ruangan komen telah ditutup.