BATAM, Kepritoday.com – Forum Kepemimpinan Mahasiswa (FKM) Kepri, bekerjasama dengan Wajah Batam dan di Support oleh GGI Hotel, kembali mengadakan dialog interaktif “Ini Kepri ” bertempat di GGI Hotel Sei Jodoh Batam. Adapun thema yang diangkat untuk talkshow ini adalah, membedah lahan tidur, buffer zone dan Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) BP Batam.
Talkshow Ini Kepri, sudah dilaksanakan yang ke lima kalinya, bertujuan untuk pencerahan dan membangun sinergitas Batam Kepri, dan selalu menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya,yang hadir sebagai narasumber di talkshow tersebut BP Batam Irfan Widyasa Himpunan Pengusaha Pribumi Kepri,Insyah Fauzi,Pemerhati publik Juanda dan Wakil Ketua Kadin Kepri M.Al Ihsan.
Talkshow Ini Kepri, jumat (23/12) kali ini dihadiri oleh Presiden Wajah Batam,Tokoh masyarakat Batam, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Harimau Sumatera Batam, Garda Indonesia, Organisasi Kepemudaan, Akademisi, Tokoh Pemuda dan media.
Dikesempatan ini, Staf Deputi Bidang Pengalokasian Lahan BP Batam, Irfan Widyasa menjelaskan, bahwa dengan kondisi yang ada saat ini, ada sekitar 7200 ha lahan yang di telantarkan atau dikenal dengan lahan tidur, sementara investor atau masyarakat kesulitan mendapatkan lahan, padahal untuk kepentingan bersama tidak boleh di biarkan, lahan semestinya dijadikan pembangunan ekonomi dengan demikian lahan harus diberdayakan seoptimal mungkin, jadi tidak boleh ada lahan tidur, dalam hal ini BP Batam mengedepankan prosedural hukum yang berlaku.
“Dalam perjanjian untuk mendapatkan lahan adalah menyepakati bersama untuk setahun berikutnya lahan tersebut terus di bangun,namun kenyataannya bisa kita lihat di pinggir jalan masih banyak lahan yang di biarkan,” kata Irfan
Insyah Fauzi sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia ( HIPPI) Kepri, dalam menanggapi terkait lahan batam berharap, khususnya BP Batam atau pemerintahan Pemko Batam untuk menghidupkan ekonomi agar selaras merencanakan program ekonominya, dengan adanya lahan tidur dan sebagainya itu harus dimanfaatkan.
Begitu juga halnya M.Al Ihsan, selaku Wakil Ketua Kadin Kepri menyampaikan, bahwa lahan yang masih tersisa yang belum di alokasikan -+2000ha, jadi lahan ini masih belum ada tuannya, kami mengharapkan beberapa poin kenapa BP Batam, diantaranya terbangunnya sinergisitas komunikasi dua arah antara BP Batam dan Pemko Batam dalam hal kewajiban-kewajiban yang diamanahkan oleh pusat yakni untuk memajukan perekonomian Indonesia khususnya Batam.
Ihsan dalam hal ini meminta ketegasan sebuah komitmen kepada BP Batam bahwa sudah jelas regulasi-regulasi dan aturannya untuk lahan tidur dicabut, dan tidak ada toleransi-toleransi dalam hal ini,dan jadikan lah hukum menjadi panglima tertinggi.
Begitu juga dengan Juanda, yang merupakan pemerhati public, mengharapkan BP Batam seharusnya membenahi diinternal organisasi BP Batamnya supaya masyarakat tidak bingung dimana ada dua pembayaran di bebankan kepada masyarakat di antaranya Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) BP Batam dan Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB, jadi dalam hal ini Juanda meminta hapus kan pembayaran UWTO kepada masyarakat dan kembalikan kepada undang-undang yang sebenarnya dan perjelas tentang kebijakan BP Batam.
Pada konteksnya berbagai pandangan dari peserta dialog interaktif talkshow Ini Kepri, disepakati bahwa lahan tidur dicabut, demikian pula BP Batam juga menyepakati untuk dicabut lahan tidur di Batam.
Di akhiri acara talkshow Ini Kepri, secara spontan dari panita karena masih bersempena hari Ibu (mother day) dilakukan dengan peniupan lilin serta pemotongan kue yang dilakukan oleh Ibu-Ibu dari LSM Harimau Sumatera, para Mahasiswi dan dari GGI Hotel. (And/Osr)
Ruangan komen telah ditutup.