1.000 Lampion Hiasi Jalan Merdeka Kota Tanjungpinang
TANJUNGPINANG, Kepritoday.com – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang, bersama Ikatan Tionghoa Muda (ITM), menggelar pawai 1.000 lampion dan pentas seni dalam perayaan festival moon cake tahun 2014. Pawai dilepas oleh Walikota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, SH, Sabtu (6/9) di depan Vihara Bahtera Sasana Jl. Merdeka.
Turut hadir dalam perayaan Sekretaris Daerah Drs. Riono, M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang Drs. Juramadi Esram, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tanjungpinang Ny. Yuniarni Pustoko Weni, serta sejumlah pejabat eselon 2 di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Juramadi Esram selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, festival moon cake ini sudah memasuki tahun ke-3,ia juga berharap tahun depan dengan dilibatkannya Dinas Pariwisata dalam perayaan ini maka festival ini akan lebih meriah lagi. Terlebih, Juramadi melanjutkan, akhir-akhir ini banyak peneliti dari luar negeri yang datang ke Tanjungpinang untuk mempelajari seni dan budaya melayu.
Salah satunya, seperti yang diungkapkan Juramadi, adalah Professor Mano dari universitas New South Wales, Australia yang malam itu turut hadir menyaksikan festival dan pentas seni. Profesor Mano sendiri datang ke Tanjungpinang untuk meneliti tentang kesenian musik di wilayah Kepri.
Menjadi kehormatan tersendiri bagi Kota Tanjungpinang mendapat kunjungan dari para praktisi pendidikan luar negeri. Bahkan Profesor Mano menawarkan kepada Kota Tanjungpinang apakah bersedia memamerkan keseniannya di negeri kangguru tersebut. Karena jika iya, maka Australia akan membantu mempromosikan Kota Tanjungpinang melalui media massa di sana sekaligus mengajak para warganya agar berwisata ke Kota Tanjungpinang.
Menanggapi hal tersebut, Lis mengatakan agar memiliki daya tarik yang luar biasa event seperti ini harus dikemas dalam konsep yang lebih bagus lagi. Karena menurutnya sudah sepantasnya tradisi-tradisi yang ada di Kota Tanjungpinang, yang masyarakatnya heterogen, tetap dipertahankan dan dimasukkan ke dalam kalender pariwisata Kota Tanjungpinang. “Kalau bisa masuk ke dalam kalender pariwisata nasional.
Apalagi Dragon Boat nanti. Pesertanya kalau bisa ditambah lagi dan negara pesertanya juga lebih banyak lagi.” Kata Lis. “Semakin banyak event nasional dan internasional, maka wisatawan asing juga akan semakin banyak. Itu ‘kan bisa membantu perekonomian masyarakat kita juga.” Ujarnya.
Festival moon cake ini, lebih lanjut dikatakan Lis, sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat Tionghoa dan agenda rutin pariwisata tahunan Kota Tanjungpinang. Makna utamanya adalah berkumpulnya seluruh sanak saudara, apalagi yang ada di perantauan sehingga jalinan persaudaraan tetap harmonis. “Kota Tanjungpinang ini ‘kan Kota yang paling kondusif. Festival moon cake ini kalau dikemas lebih menarik lagi, bisa kita tingkatkan lagi dengan melibatkan seluruh kabupaten/kota di Kepri.” Tutur Lis. (djo)
Ruangan komen telah ditutup.